
Okesumbar.com --- Walikota Pariaman yang diwakili oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit membuka Workshop Stakeholder Tempe Higienis di Pandopo Rumah Dinas Walikota Pariaman, Minggu (26/7/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Kadis Perindagkop dan UKM Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit mengungkapkan bahwa di Kota Pariaman akan segera hadir Rumah Tempe.
“ Sehubungan dengan perencanaan pembangunan Rumah Tempe yang nantinya akan membantu dalam penurunanan angka stunting, menambah objek wisata edukasi serta percontohan UKM tempe higienis di Kota Pariaman “, ungkapnya.
Dijelaskannya, Kota Pariaman Tahun 2018 angka stunting mencapai 17.8 persen , dan Tahun 2019 menjadi 9,7 persen, mudah-mudahan angka stunting ini bisa ditekan dan kedepan angka stunting di Kota Pariaman bisa lebih menurun dengan adanya Rumah Tempe di Kota Pariaman.
“ Hari ini, kami menghadirkan beberapa Indutri Kecil Menengah (IKM) yang mempunyai keinginan untuk bisa mempunyai usaha tempe dengan hadirnya Rumah Tempe ini, nantinya akan mengedukasi masyarakat Kota Pariaman bahwa tempe bisa dijadikan cemilan dan aneka ragaman makanan lain dengan inovasi dengan cita rasa yang enak dan menarik “, imbuhnya.
“ Rumah Tempe ini non profit tetapi untuk mengedukasi masyarakat Kota Pariaman bahwa tempe ini gizinya sangat baik untuk pertumbuhan generasi muda kedepan “, ulasnya lagi.
Tempe bukan hanya untuk lauk saja namun juga menjadi makanan pengganti atau cemilan yang bisa dikonsumsi masyarakat. Di Kota Pariaman, tempe masih tergolong dalam usaha mikro yang hanya dibuat untuk konsumsi masyarakat Kota Pariaman tetapi tempe ini cukup banyak karena datang dari Kota Padang, Padang Panjang dan Bukittinggi yang masuk ke Kota Pariaman.
Lebih lanjut ia juga menyampaikan, setelah adanya Rumah Tempe di Kota Pariaman, Kami berharap, ini menjadi suatu peluang usaha bagi masyarakat Kota Pariaman setelah mereka diedukasi bahwa tempe ini sangat baik untuk kebutuhan gizi generasi muda.
Pemerintah Kota Pariaman sangat mendukung hadirnya Rumah Tempe ini dan bisa mengedukasi masyarakat Kota Pariaman mudah-mudahan kalau di Tahun 2019 angka stunting 9,7 persen dan diharapkan kedepan lebih turun lagi bisa mencapai 5 persen.
“ Nantinya, kami akan terus mensosialsiasi kepada masyarakat dengan kehadiran Rumah Tempe ini untuk bisa meningkatkan daya konsumsi tempe ini di Kota Pariaman. Dan mudah-mudahan generasi muda Kota Pariaman semakin mengerti tentang nilai gizi yang dikandung tempe “, imbuhnya.
“ Dan terima kasih kepada USSEC (US Soybean Export Council) yang telah memilih Kota Pariaman menjadi percontohan Rumah Tempe untuk edukasi masyarakat Kota Pariaman “, tutupnya.
Stakeholder Rumah Tempe, Syafrudin Tamar juga menyampaikan bahwa untuk Kota Pariaman dimana USSEC telah mempercayai Rumah Tempe yang akan dibuat di Kota Pariaman.
“ Kota Pariaman ditunjuk untuk membuat Rumah Tempe yang berarti bukan menjual ataupun dijadikan profit oriented, tetapi kita memberi contoh kepada masyarakat bahwa apa itu tempe, cara pengolahannya sehingga generasi muda Kota Pariaman tidak lagi stunting dengan mengkonsumsi tempe “, ujarnya.
Sumatera Barat yang dianggap terkecil dalam menggunakan tempe. Rumah Tempe ini bukan berarti kita mengorganisasikan masyarakat untuk memakan tempe secara menyeluruh, tetapi kita ketahui tempe memiliki dampak yang luar biasa. Tempe bisa di desain sedemikian rupa menjadi berbagi macam bentuk menu dan rasa.
“ Terima kasih kepada USSEC yang mempercayai kami untuk membuat Rumah Tempe ini, dan mudah-mudahan kita Kota Pariaman bisa menjadi contoh dan bermanfaat bagi masyarakat serta generasi muda kedepannya “, tukasnya mengakhiri.