Iklan

terkini

Membeli Follower Media Sosial Jangan Dilakukan

12/14/2022, 14:48 WIB Last Updated 2022-12-14T07:48:02Z

OkeSumbar.Com -- Media sosial merupakan salah satu dari perkembangan internet. Memiliki kamera berkualitas tinggi pada smartphone membuat banyak orang mempunyai aktivitas baru yang menyenangkan, orang akan mudahnya mengambil gambar dimanapun dan kapanpun, setelah itu diupload ke media sosial. Jenis media sosial yang biasa digunakan antara lain facebook, twitter, path dan instagram. Kita ambil contoh aplikasi Instagram. Instagram merupakan aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil gambar dengan menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial. Sejak diluncurkan pada tahun 2010, penggunaan aplikasi Instagram di Indonesia terus melonjak. Laporan Napoleon Cat menunjukkan, mayoritas atau 52,6% pengguna Instagram di Indonesia adalah perempuan pada Mei 2021. Sedangkan, 47,4% pengguna Instagram lainnya adalah laki-laki. Dari kelompok usia 18-24 tahun, 19,3% pengguna Instagram di Indonesia adalah perempuan, sedangkan 17% merupakan laki-laki. Di kelompok usia 25-34 tahun, pengguna Instagram di dalam negeri yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki sama-sama sebesar 15,9%. Kemudian, ada 7,7% perempuan berusia 13-17 tahun di Indonesia yang menggunakan Instagram. Sebanyak 5,2% pengguna Instagram di kelompok usia tersebut merupakan laki-laki. Di kelompok usia 35-44 tahun, perempuan pengguna Instagram sebanyak 6% dan laki-laki 5,6%. Sedangkan, pengguna Instagram berjenis kelamin perempuan dari kelompok usia 45-54 tahun sebanyak 2,4% dan laki-laki 2,2%. Adapun, total pengguna aplikasi berbagi foto dan video milik Facebook itu di Indonesia sebanyak 88,22 juta pengguna pada Mei 2021. Jumlahnya naik 0,47% dibandingkan pada April 2021 yang mencapai 87,8 juta pengguna. ( https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/29/perempuan-paling-banyak-gunakan-instagram-di-indonesia, di akses pada 19 Juli 2021 ).

Dari uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa aplikasi media sosial memiliki daya tarik yang sangat kuat untuk digunakan dan di lihat oleh setiap orang di Indonesia. Hal ini membuat orang mempunyai banyak alasan untuk tetap menggunakan aplikasi Instagram dalam kehidupan sehari – hari mereka. Para pengguna berusaha untuk membuat konten – konten semenarik mungkin agar mereka bisa terlihat eksis dan terlihat keren di hadapan teman-temannya. Para pengguna juga berupaya untuk dapat segera meningkatkan jumlah follower mereka. Memiliki banyak follower tentunya mempunyai kebahagian tersendiri, banyak manfaat yang bisa didapat pengguna dengan follower yang banyak. Diantaranya adalah : dapat menghasilkan uang lebih banyak, bisa menjadi terkenal, bisa menginspirasi perubahan, dapat digunakan untuk promosi dan lain sebagainya.

Fenomena yang muncul hari ini adalah, demi meningkatkan jumlah follower yang banyak orang rela menghabiskan banyak uang hanya untuk membeli followers di Instagram. Alasannya sederhana yaitu untuk menaikkan pamor mereka atau untuk terlihat keren dan bergaya di hadapan teman-teman mereka. Alasan lainnya adalah agar terlihat terpercaya di depan calon konsumen atau pelanggan mereka bagi yang menggunakan untuk bisnis. Biasanya, hal ini dilakukan oleh online shop yang baru saja memulai bisnis. Calon konsumen atau pelanggan lebih percaya online shop yang memiliki followers banyak dibandingkan yang memiliki followers sedikit. Namun ada juga yang membeli karena iseng dan ingin mengetahui bagaimana sistem pembelian followers di Instagram bekerja. Hal seperti ini biasanya dilakukan oleh peneliti atau penulis. Apapun alasannya, jika kita seorang owner online shop maupun seseorang yang ingin menjadi selebgram, membeli follower bukanlah jalan terbaik untuk meningkatkan jumlah fans. Berikut ini adalah alasan kenapa kita jangan membeli followers. Pertama, Aktivitas tidak normal. Ketika tiba – tiba akun media sosial kita dalam waktu seketika memiliki jumlah pengikut berubah menjadi puluhan ribu bahkan jutaan tanpa adanya konten – konten menarik adalah sebuah kegiatan tidak normal yang terjadi. Para pengikut yang telah bergabung sebelumnya tentu akan bertanya – tanya, kenapa hal tersebut bisa terjadi. Hal ini kemudian akan memicu persepsi buruk terhadap kita dan mungkin saja akan berakibat unfollow dari mereka yang selama ini setia. Kedua, Follower pasif 0 interaksi. Kebanyakan para pembeli followers media sosial membeli followers pasif karena dengan harga yang murah sudah bisa mendapatkan ribuan followers. Namun yang perlu diketahui, followers pasif tidak akan bisa tertarik atau berinteraksi dengan akun Instagram kita, karena kebanyakan followers tersebut hanyalah akun kloningan. Padahal online shop sesungguhnya membutuhkan followers yang real sehingga saat mereka memposting konten, ada reaksi dan tanggapan. Sehingga benar-benar terjadi engagement. Jika engagement tidak terjadi, lalu siapa yang akan membeli produk pada online shop kita? Siapa yang akan memakai jasa kita sebagai seorang selebgram?. Ketiga, Follower drop atau hilang seketika. Platform media sosial diketahui kerap melakukan perubahan algoritma termasuk untuk menghapus akun - akun yang dianggap “bug”. Bahkan perubahan yang seiring dengan pembersihan itu seringnya dilakukan tanpa adanya pengumuman dari platform media social tersebut. Coba bayangkan, ketika kita sudah memiliki ratusan ribu followers palsu, misalnya berjumlah 250k. Lalu pihak Instagram melakukan pembersihan dan seketika followers hanya tersisa 2k saja. Betapa sedihnya membayangkan uang yang telah kita habiskan untuk membeli followers melayang sia-sia. Keempat, Reputasi hancur. Hati-hati yang membeli followers berharga murah, karena followers palsu sebenarnya bisa dilacak dengan mudah. Cukup ketik di Google, kita akan bisa menemukan beberapa software yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi siapa saja follower palsu di akun kita. Dengan tool ini kita juga bisa menganalisa berapa persentase followers yang palsu dan berapa yang asli. Malu kan kalau ketahuan 90% followers kita adalah palsu. Hal inilah yang bakal mencoreng reputasi dan nama kita. Apalagi jika kita adalah seorang owner online shop, public figure, youtuber, selebgram atau sedang mencoba menggunakan akun Instagram untuk berbisnis. Tak lagi ada yang mau menggunakan jasa endorse atau paid promote kita, serta tak ada lagi yang membeli produk-produk yang kalian jual. Kelima, Rawan kena suspend atau pemblokiran akun . Jangan kira pihak platform media sosial tidak tahu jika followers kita adalah hasil membeli. Sama seperti media sosial lainnya, mereka dapat mengetahui jika ada aktivitas tidak biasa yang terjadi di akun kita. Aktivitas yang tidak biasa disini memiliki arti jumlah followers bertambah banyak dalam tempo waktu yang singkat. Jika tidak berhati - hati atau terlalu sering membeli followers, bukan tidak mungkin akun kita dapat diberhentikan (suspended) oleh pihak Platform media sosial tersebut.

Jadi, hati – hatilah dalam menggunakan aplikasi media sosial apalagi melakukan kegiatan membeli followers atau likes. Dari pada repot dan susah membeli followers yang juga menghabiskan banyak rupiah, lebih baik kita ikuti saja tips-tips agar akun media sosial kita banyak followers secara normal.


Penulis : Eka Putra Pernanda

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Membeli Follower Media Sosial Jangan Dilakukan

Terkini

Iklan